Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proposal



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Alasan Pemilihan Judul
Laporan penelitian ini berjudul; Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Menghafal Bacaan Shalat Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Pakisari Cawas Klaten. Beberapa alasan yang mendukung pemilihan judul tersebut, yaitu;
1.    Masih rendahnya tingkat pemahaman dan hafalan bacaan shalat pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pakisari Cawas Klaten.
2.    Proses pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan metode konvensional dengan metode ceramah, sehingga pembelajaran terkesan membosankan siswa, dan kurang efektif.
B. Penegasan Istilah
Berdasarkan penetapan judul di atas, maka penulis perlu menjelaskan beberapa kata atau istilah yang berkaitan dengan judul tersebut, yaitu: 
1.      Efektivitas Pembelajaran
Kata efektif  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan dengan derifikasinya sebagai berikut:
efektif /éféktif/ a (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya);  (2) manjur atau mujarab (tt obat);  (3) dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); (4) mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan);  keefektifan  n  (1) keadaan berpengaruh; hal berkesan;  (2) kemanjuran; kemu-jaraban (tt obat);  (3) keberhasilan (tt usaha, tindakan); (4) hal mulai berlakunya (tt undang-undang, peraturan)  efektivitas /éféktivitas/ n keefektifan[1].

Sedangkan kata Pembelajaran menurut Djamarah berarti: suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional (TIK)-nya dapat tercapai.[2]
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah proses pembelajaran yang aktif, konduksif dangan tercapainya tujuan instruksional dan prestasi belajar siswa maksimal.
2.    Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerapan berarti perihal mempraktikkan. [3] Menerapkan  sebagai kata kerja berarti mengenakan pada; mempraktikkan: misalnya dalam kalimat; kita harus menerapkan ilmu kita di dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan  sebagai kata benda berarti;  proses, cara atau perbuatan menerapkan.
3.    Metode Demonstrasi
Frase metode demonstrasi terdiri dari kata metode dan demonstrasi. Kata metode  secara harfiah berarti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[4]  Metode pembelajaran menurut Hatimah [5] metode pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, melainkan berfungsi juga untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, dan pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.
Metode Demonstrasi adalah Suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu.[6] Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun bentuk tiruan.
4. Bacaan Shalat
Kata baca, membaca  artinya melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), atau melisankan, mengucapkan hafalan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bacaan diartikan, yaitu buku, teks  dan sebagainya untuk dibaca.[7] Mislanya buku bacaan untuk anak-anak; hasil membaca: bacaannya kurang lancar dan sebagainya.
Shalat menurut Najmuddin Zuhdi  ialah;
ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu’, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salarn menurut syarat-syarat dan rukun-­rukun yang telah ditentukan syara. [8]  

Dengan demikian, bacaan shalat adalah teks, buku atau hafalan yang dibaca/dilisankan atau dibaca dalam hati di waktu mendirikan shalat.
C. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi muslim yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang). Salah satunya adalah shalat.

Ç`Å3»©9 tbqãź§9$# Îû ÉOù=Ïèø9$# öNåk÷]ÏB tbqãYÏB÷sçRùQ$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö6s% 4 tûüÏJŠÉ)çRùQ$#ur no4qn=¢Á9$# 4 šcqè?÷sßJø9$#ur no4qŸ2¨9$# tbqãZÏB÷sçRùQ$#ur «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# y7Í´¯»s9'ré& öNÍkŽÏ?÷sãYy #·ô_r& $·KÏàtã ÇÊÏËÈ
“Tetapi orang-orang yang mendalami ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang Telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang Telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. orang-orang Itulah yang akan kami berikan kepada mereka pahala yang besar.”[9]

Sehingga barang siapa mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah yang perlu dilaksanakan bagi muslim.
Kewajiban shalat bagi muslim dimulai dari usia 9 tahun. Namun pada kenyataannya, masih banyak anak yang belum hafal bacaan shalat pada usia tersebut. Seperti yang terjadi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pakisari Cawas, Klaten. Jumlah siswa sebanyak 11 anak, yang belum hafal bacaan shalat 7 anak (63,63 %), yang sudah hafal bacaan dan gerakan shalat 4 siswa (36,37 %).[10]
Kondisi siswa kelas III SD Negeri 1 Pakisari Cawas, Klaten tersebut perlu tindakan agar siswa memiliki kemampuan memahami bacaan dan gerakan shalat dengan baik dan benar agar dapat melaksanakan shalat wajib. Metode demonstrasi memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan meningkatkan efektivitas pembelajaran menghafal bacaan shalat bagi murid.
Metode demonstrasi memberikan contoh atau praktik langsung menghafal bacaan yang dibarengi dengan gerakan shalat. Model pembelajaran semacam ini mengacu kepada pentingnya proses dalam pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran yang diinginkan seperti yang dinyatakan dalam pendahuluan Permendikanas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, bahwa; untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Penerapan metode demonstrasi juga mengacu pada model pembelajaran bermakna. Model pembelajaran bermakna adalah sebuah model pembelajaran yang berpandangan konstruktivitas dalam pemerolehan pengetahuan dan ketrampilan. Konstruktivisme itu lahir dari pengakuan akan pengaruh yang kuat dari pembelajaran sebelumnya terhadap makna yang ditangkap oleh siswa. Fokusnya adalah pengertian. Artinya, sebuah pengetahuan, keterampilan yang diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu, akan lebih cepat dan lama tersimpan dalam memori murid. Murid tidak hanya sekedar mengetahui, tetapi lebih dari itu, murid benar-benar mengerti pengetahuan dan keterampilan yang didapatkannya, karena melalui proses/pengalaman.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis akan mengadakan perbaikan pembelajaran shalat dengan judul; Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Menghafal Bacaan Shalat Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Pakisari Cawas Klaten.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut; Bagaimana meningkatkan efektivitas pembelajaran menghafal bacaan shalat melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pakisari semester 1 tahun 2013/2014?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka peneliti ini bertujuan untuk:
1.    Mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran menghafal bacaan shalat pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pakisari semester 1 tahun 2013/2014.
2.    Mendeskripsikan meningkatkan efektivitas pembelajaran menghafal bacaan shalat melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pakisari semester 1 tahun 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan motivasi (ghirah) dalam melaksanakan shalat bagi siswa kelas III SD Negeri Pakisari 1 Cawas Klaten.
Adapun secara detail kegunaan tersebut di antaranya:
1. Bagi siswa
Penerapan metode demonstrasi dapat mempermudah siswa dalam memahami dan melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru
Penerapan metode demonstrasi ini dapat membantu para guru dalam mengajarkan shalat pada siswa agar memiliki semangat dalam mempraktekkan shalat.
3. Lembaga sekolah
Penerapan metode demonstrasi ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk lembaga atau sekolah dalam kaitannya dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran di kelas untuk meningkatkan mutu pendidikan.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini penulis susun sebagai berikut:
        Bab satu pendahuluan, yang menguraikan tentang; alasan pemilihan judul, penegasan istilah, latar belakang munculnya permasalahan yang perlu tindakan dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab dua kajian pustaka dan teori menjelaskan tentang; kajian pustaka, yaitu membahas penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kajian teori membahas tentang; pengertian bacaan shalat, metode demonstrasi, efektivitas pembelajaran dan hipotesis tindakan. 
 . Bab tiga metode penelitian, membahas tentang; Jenis Penelitian,     Subyek dan Setting Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Desain PTK, Teknik Analisis Data.
Bab empat, hasil penelitian dan pembahasan membicarakan tentang; hasil penelitian tentang penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran menghafal bacaan shalat pada siswa kelas III SD Negeri Pakisari Cawas Klaten dan pembahasannya.
Bab lima, simpulan dan saran-saran.




[1] Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Depdiknas, 2009) hlm.374
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta) hlm.1
[3]  Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,2009) hlm. 809
[4]  Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,2009) hlm. 1022
[5] Hatimah, Strategi dan Metode Pembelajaran. (Bandung: Adira ,2000) hlm.10
[6] Dra. H. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983, hal. 94
[7] Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2009) hlm. 111
[8] Najmuddin Zuhdi. Studi Islam 2. (Surakarta: LPP UMS, 2007) hlm.20
[9] Depag. Al Qur’an Al Karim dan Terjemahan. (Kudus: Menara Kudus) 4:162
[10] Buku nilai harian dokumentasi SDN 1 Pakisari Cawas Klaten

Post a Comment for "Proposal"