Pendekatan Lintas Budaya dalam Psikologi Perkembangan
Siti Patayat, Menggapai Bulan.
Pendekatan
Lintas Budaya dalam Psikologi Perkembangan
Benedict
(1934 ) , Kardiner ( 1945 ) dan Mead ( 1958 ) dapat menunjukkan bahwa
penghayatan kemasakan seksual dalam masa remaja sangat dipengaruhi oleh
perlakuan dan norma yang ada dalam suatu kebudayaan tertentu. Hal tersebut
menyebabkan timbulnya berbagai penelitian untuk membandingkan orang- orang dari
usia yang sama tetapi hidup dalam alam budaya yang berbeda- beda. Dengan
demikian dapat diperoleh pengertian yang lebih baik mengenai berbagai macam
aspek dalam perkembangan kepribadian seseorang.
Misalnya
Piaget (1937) beranggapan bahwa perkembangan intelegensi dimulai dengan suatu “
stadium egosentris “. Dalam stadium tersebut anak belum dapat membedakan antara
dirinya dengan dunia luar. Perkembangan intelegensi dapat menyebabkan datangnya
pengertian akan perbedaan itu. Bruner ( 1972) dapat menunjukkan bahwa anak
Senegal tidak mengalami perkembangan semacam itu. Begitu pula Reich
mengemukakan bahwa pada orang Eskimo sama sekali tidak ada pembedaan antara
individu dan dunia luar. Bila penemuan Bruner dan Reich itu benar, maka ada
kemungkinan perkembangan cara berpikir yang egosentris ke cara berpikir yang
obyektif lebih menonjol atau lebih cepat terjadi pada anak di Barat.
Pendekatan
lintas budaya ( kros- kultural ) ini memberikan pengertian yang lebih mendalam
akan proses perkembangan seseorang . Di Barat banyak diadakan penelitian
banding antara anak- anak yang berasal dari suku bangsa yang berbeda- beda
tetapi hidup dalam masyarakat yang sama, misalnya membandingkan anak kulit
putih dengan anak negro di Amerika. Perbedaan alam budaya atau perbedaan
kultural semacam itu kadang- kadang dimengerti sebagai perbedaan sub- kultural,
yaitu perbedaan yang terdapat dalam kelompokyang berbeda –beda yang hidup dalam
masyarakat yang sama.
Di
Amerika, orang negro tergolong kelas
sosial ekonomi yang rendah, ciri perkembangan orang yang tidak berpendidikan
dan ciri anak yang hidup dibagian kota yang miskin ( slums).Namun penemuan ini
masih terbuka untuk dikaji lebih lanjut.
Jensen
( 1969 ) dapat menunjukkan bahwa orang negro memperoleh skor beberapa angka
lbih rendah daripada orang kulit putih dalam beberapa tes intelegensi. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa orang negro lebih kurang cerdas daripada orang kulit
putih.
Penelitian
tersebut dilakukan terhadap kelompok orang negro dan kelompok orang kulit putih
yang kurang lebih sama latar belakang pendidikan dan sosial ekonominya.
Post a Comment for "Pendekatan Lintas Budaya dalam Psikologi Perkembangan"