Siti Patayat, Menggapai Bulan.

KKN dan Obat Herbal

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan mengaplikasikan ilmu dari bangku kampus dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga belajar berbaur hidup di dalam masyarakat dimana mereka melakukan kegiatan .

Namun demikian, Kampus.okezone.com, bagi 30 mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) ini, ada bonus lain dari kegiatan KKN yang mereka jalani. Selama tiga bulan hidup di Dusun Aik Abik dan Pejem Kecamatan Riau Silip, Bangka, mereka dapat memanen harta karun Suku Lom.

Dikutip dari laman UBB, Kamis (25/9/2014), harta karun tersebut adalah puluhan ramuan obat-obatan Suku Lom yang dapat mengobati berbagai penyakit. Mereka juga membawa data tentang ratusan spesies tumbuhan obat, pohon buah, tumbuhan komersil, tumbuhan bahan pangan, sejumlah situs dan artefak serta hutan adat suku ini.

Menurut Rektor UBB Prof. Dr Bustami Rahman MSi., kearifan lokal Suku Lom sangat luar biasa. "Temuan mahasiswa UBB ini adalah aset budaya yang sekaligus objek wisata Bangka Belitung yang sangat berharga," kata Bustami, seperti dilansir laman UBB, Kamis (25/9/2014).

Tidak berhenti pada upaya pemetaan dan pendataan, Bustami pun meminta semua pihak terkait untuk menyiapkan payung hukum yang dapat melindungi warisan budaya benda dan tak benda, artefak peninggalan bersejarah serta hutan adat yang berada di wilayah pemukiman Suku Lom. Dia menilai, penyiapan payung hukum tersebut sudah masuk dalam tahap determinan dan memerlukan penanganan secepatnya.

Imbauan Bustami ditanggapi positif oleh Kepala Desa Gunung Muda Syamsul Imran, tetua Suku Lom Bujang BJ dan Ketua Lembaga Adat Bangka Belitung Ibnu Hajar Emha.

"Kalau hutan abis dak de ape la untuk anak cucu kita (kalau hutan habis tidak ada apa lagi untuk diwarisi kepada anak cucu kita, Red)," ujar Ibnu Hajar.

Salah seorang mahasiswa peserta KKN, Akbar, menjelaskan, mereka memetakan wilayah hutan adat, tanaman obat dan situs sejarah di daerah pemukiman Suku Lom selama tiga bulan. Mahasiswa Fakutas Teknik jurusan Tambang ini menyebut, di antara situs sejarah yang masuk dalam proyek mereka adalah Telapak Akik Antak dan Batu Gendang berdiameter 2,5 meter di Pantai Tuing.

Sedangkan puluhan ramuan obat yang berhasil didata berkhasiat untuk mengobati mulai dari penyakit alergi, asma, batuk, darah tinggi, hingga patah tulang.