Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Non-Eksperimental dalam Psikologi Perkembangan

Siti Patayat, Menggapai Bulan.



Metode Non-Eksperimental dalam Psikologi Perkembangan

 Metode klinis berbeda dengan metode eksperimental, tidak hanya dalam hal kecermatan cara mengadakan registrasi yaitu dalam hal pengumpulan dan pencatatan data, melainkan terutama dalam hal representativitas sampel. Pemilihan kelompok cukup dilakukan penelitian terhadap beberapa kasus saja misalnya terhadap anak-anak tingkatan umut tertentu yang secara berturut-turut atau bersamaan waktu diobservasi oleh beberapa pengamat. Alat yang dipakai adalah berbagai macam tes atau pemberian tugas-tugas tertentu. Misalnya Piaget menyuruh anak-anak dari berbagai tingkatan usia membuat cacing-cacingan dari pada bola-bola was.

Anak 4 tahun akan mengira bahwa cacing-cacingan tadi mengandung was yang lebih banyak dari bola-bola was yang semula. Anak umur 8 tahun tidak akan membuat kesalahan itu lagi. Mereka sudah mengerti hukum konservasi mengenai banyaknya barang sesuatu, yaitu bahwa banyaknya barang sesuatu itu tetap sama meskipun ada perubahan bentuk. Apa yang diketemukan pada anak-anak yang sedang diteliti namun belum tentu berlaku bagi semua anak dari tingkatan umur yang sama.
Disamping itu juga masih ada berbagai metode observasi lain yang digunakan dalam psikologi perkembangan misalnya metode survei yang meneliti beberapa sampel dari populasi yang besar. Caranya dapat menggunakan teknik wawancara atau angket. Berhubung dalam hal tersebut tidak ada hipotesis yang dapat diuji berdasarkan manipulasi variabel tertentu, maka cara ini dapat disebut penelitian ex post facto yaitu adanya hubungan ditentukan sesudah penelitian dilakukan. Metode angket ini makin berarti bagi penelitian ilmu-ilmu sosial. Disini masih dibedakan,seperti halnya pada metode observasi yang lain, antara observasi sendiri dengan observasi yang lain. Misalnya data mengenai tingkah laku sosial anak dan remaja dapat ditanyakan pada yang bersangkutan atau orang lain misalnya orang tua atau tetangga.
Suatu daftar pertanyaan berisi suatu kumpulan pertanyaan mengenai suatu persoalan yang konkrit. Pertanyaan dapat bersifat bebas atau tertutup misalnya dengan menggunakan apa yang disebut skala. Dalam hal yang terakhir ini pertanyan sering dibuat dalam bentuk pernyataan, jawaban berwujud setuju atau tidak setuju. Dalam daftar pertanyaan tadi juga dapat ditanyakan mengenai pribadi orang tua. Dalam hubungan itu banyak data psikologi perkembangan dapat diperoleh sehubungan dengan keadaan dan sikap orang tua pada berbagai tingkatan usia.
Suatu perbedaan antara pengumpulan data melalui metode klinis dan pengumpulan data melalui angket ialah bahwa metode klinis dapat memberikan informasi mengenai tingkah laku, sedangkan angket mengadakan pencatatan mengenai pemberitaan tingkah laku. Pada angket sering terungkap keinginan tertentu yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Metode angket dapat dipakai piula untuk menguji suatu hipotesis, misalnya ada hipotesis bahwa orang di usia antara 15-25 tahun lebih bersikap toleran terhadap kenakalan anak dibanding dengan orang usia antara 35-45 tahun.
Berbagai metode yang dikemukakan diats sebetulnya bukan metode khusus untuk psikologi perkembangan, namun sering dipakai dalam cabang ilmu tersebut, karena arti perkembangan berhubungan dengan perjalanan hidup seseorang, maka semua data yang diperoleh dari pencatatan perjalanan hidup orang itu dapat dipandang sebagai materi penelitian dalam psikologi perkembangan. Pendekatan yang terpenting disini adalah metode longitudinal. Metode longitudinal ini dapat dikombinasi dengan data pencatatan dokomen, karangan, atau pencatatan tingkah laku khusus. Dalam hal ini metode tadi disebut metode biografis yang dapat menggunakan buku harian, surat, karangan dan sebagainya, yang akhirnya juga dapat bersifat autobiografis (observasi diri, laporan diri).
Penelitian mengenai karangan mengandung keuntungan yaitu bahwa ada dorongan bagi anak-anak muda untuk memformulasikan gagasan mereka mengenai salah satu masalah. Dengan memberikan sedikit struktur dalam tugasnyadapat diketahui bagaimana cara anak muda tadi memberikan pendapat mereka mengenai suatu problematic, misalnya pandangan mereka mengenai masa depan. Cara ini membutuhkan kemampuan verbal seseorang hingga dengan sendirinya tidak sesuai untuk anak-anak kecil.
Disamping  itu dapat pula digunakan berbagai macam tes yang mengkonfrontasikan orang coba dengan system nilai mereka sendiri. Bila hal ini dilakuakn secara periodic dapatlah diketahui mengenai perubahan yang ada selama jangka waktu tertentu. Dalam hal ini dapat digunakan tes konfrontasi Hermans yang juga dilakukan oleh Monks dan Heusinkveld.


Post a Comment for "Metode Non-Eksperimental dalam Psikologi Perkembangan"