Menjaga Kehormatan Wanita
Siti Patayat, Menggapai Bulan
Menjaga Kehormatan Wanita
Dalih
emansipasi atau kesamarataan posisi dan tanggung jawab antara pria dan wanita
telah semarak di panggung modernisasi dewasa ini. Sebagai peluang dan jembatan
emas buat musuh-musuh Islam dari kaum feminis dan aktivis perempuan anti Islam
untuk menyebarkan opini-opini sesat. “Pemberdayaan perempuan”, “kesetaraan gender”, “kungkungan budaya patriarkhi”
adalah sebagai propaganda yang tiada henti dijejalkan di benak-benak wanita
Islam.
Dikesankan
wanita-wanita muslimah yang menjaga kehormatannya dan kesuciannya dengan
tinggal di rumah adalah wanita-wanita pengangguran dan terbelakang. Menutup
aurat dengan jilbab atau kerudung atau menegakkan hijab (pembatas) kepada yang
bukan mahramnya, direklamekan sebagai tindakan jumud (kaku) dan
penghambat kemajuan budaya. Sehingga teropinikan wanita muslimah itu tak lebih
dari sekedar calon ibu rumah tangga yang tahunya hanya dapur, sumur, dan kasur.
Oleh
karena itu agar wanita bisa maju, harus direposisi ke ruang rubrik yang seluas-luasnya
untuk bebas berkarya, berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara apapun seperti
halnya kaum lelaki di masa moderen dewasa ini.
Ketahuilah
wahai muslimah! Suara-suara sumbang yang penuh kamuflase dari musuh-musuh Allah
subhanahu wata’ala itu merupakan kepanjangan lidah dari syaithan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Hai anak Adam,
janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari jannah, ia menanggalkan dari kedua pakaiannya
untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Al A’raf: 27). Baca juga; Islam menjunjung Martabat Wanita.
|
Post a Comment for " Menjaga Kehormatan Wanita"